Dengan belajar sejarah kita akan mendapat dan mengambil sebagai pelajaran dari masa lalu . Oke selamat belajar

Mengungkap Sejarah Misteri Jenglot

Sobat, masih ingat kah saat terjadi penemuan hantu Jenglot?Penemuan benda yang diduga hantu ini memang berbeda dengan hantu lainnya yang kasat mata.  Pasalnya Jenglot bisa  dipegang dan wujudnya dapat dilihat menyerupai boneka kecil yang mempunyai tinggi sekitar 12 cm, berambut panjang serta memiliki taring. Kabarnya, jenglot itu bukan benda mati. Konon ia hidup, namun tak ada yang pernah tahu kapan bergerak.

Benda mirip boneka misterius ini bisa dipandang dari berbagai perspektif. Jika menurut masyarakat awam, Jenglot tak ubahnya boneka yang mempunyai nilai artistik. Sementara bagi dukun dan paranormal, Jenglot merupakan mummy yang konon berusia 300 tahun dan  didapatkan melalui tirakat terlebih dahulu. Menurut kepercayaan, “jenglot” ditemukan saat sejumlah paranormal alias dukun yang  melakukan tirakat di Wlingi, Jawa Timur tahun 1972.

Awalnya Jenglot ditemukan di daerah Lumajang Jawa Timur. Namun seperti terkoneksi, Jenglot juga ditemukan di Jogjakarta serta kota-kota lainnya di Jawa Tengah. Tentu saja penemuan ini sejalan dengan cerita mistis yang meyertainya. Pasalnya Masyarakat masih sangat erat dengan animisme dan dinamisme yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.


Berbagai cerita mistik tentang jenglot juga merebak setelah ditemukannya benda gaib jenglot, dari mimpi-mimpi yang menghantui orang yang menemukan jenglot tersebut. Serta kejadian-kejadian aneh di rumah salah seorang penduduk yang menemukan jenglot.

Salah satu pemilik Jenglot bernama Hendra Hartanto. Ia selalu mendapati Jenglotnya mengubah posisi kaki, tangan, dan kelopak mata yang berubah. Menurutnya, makhluk misterius tersebut  menghabiskan darah manusia yang dicampur minyak japaron.

Menurut Hendra, setiap 18 jam, sebanyak 3 cc darah dan minyak wangi yang disajikan akan berkurang sekitar 50 persen sampai 60 persen. Ia percaya bahwa sesajen itu dimakan oleh Jenglot. Tapi tidak ada pembuktian terkait pergerakan yang dilakukan oleh Jenglot.

Tetapi apakah memang benda berukur belasan centimeter itu benar-benar hidup?
Berikut ini beberapa poin yang dapat meruntuhkan anggapan bahwa jenglot adalah mahkluk hidup.

1. Poin Pertama : Jenglot mempunyai DNA manusia tetapi tidak memiliki tulang
Test rontgen dan tes DNA dari dokter Djaja Surya Atmaja, pakar DNA forensik UI memang menyatakan DNA itu adalah DNA manusia, bukan dari primata atau yang lainnya. Tentu saja hasil penelitian dari sang ahli dapat digolongkan sebagai bukti kuat.

Tetapi hasil rontgen ini juga tidak menunjukkan adanya tulang, jantung, paru paru atau bagian organ dalam manusia lainnya, tanpa organ organ ini jelas terlihat bahwa jenglot tidak sama dengan manusia. Lalu bagaimana caranya mendapatkan daging dan kulitnya, daging manusia tentu saja didapatkan dari manusia itu sendiri.

Pada kenyataan di jaman dahulu telah banyak penggunaan metode seperti ini dalam membuat mumi, salah satu contohnya dari mesir yang dikenal dengan sebutan "fake mummy", bukti lain adalah bentuk jenglot yang tidak dapat sama dengan detail tubuh manusia, hanya menyerupai saja, dan ini terjadi pada semua jenglot. Mengapa? Karena sulit sekali membuat struktur tubuh manusia, seperti halnya menggambar, yang paling susah adalah menggambar manusia tentu saja, karena tidak ada rangka membuatnya susah untuk menjaga konsistensi bentuk, apalagi dalam jangka waktu yang lama.

Salah satu masalah lagi adanya klaim dari universitas sains malaysia kalau rambut dari jenglot itu tumbuh memanjang, itu sebenarnya adalah ilusi optik. Seperti pada orang yang meninggal, ia kehilangan air dan kelembaban yang pada akhirnya akan menjadi kering dan membuat kulit mengerut di sekitar kepala dan kuku, inilah yang membuat rambut dan kuku yang ditanamkan dapat mencuat keluar. Sebenarnya perawatan pada mayat adalah dengan menyiramnya dengan air sehingga kelembaban tetap terjaga.

2.  Poin kedua : banyaknya bentuk bentuk jenglot
Tidak hanya berbentuk manusia, tetapi banyak juga jenglot yang bebentuk setengah ular, monster, ikan dll, tetapi tentu saja semuanya berukuran kecil. Kemungkinan ini adalah untuk variasi saja atau pembuat jenglot ini merasa kesusahan membuat bentuk mirip dengan manusia, jadi untuk menghindarinya cukup dengan mengganti bentuk bentuk yang gampang dibuat seperti diatas.

3. Poin ketiga : tidak ada bukti jenglot bergerak
Jenglot adalah boneka, bukan robot. Tanpa rangka tentu saja tak dapat bergerak. Hingga kini juga tak pernah ada video yang menunjukkan gerakan jenglot.

4. Poin keempat : pemilik tidak berani jenglotnya dibedah
Alasannya karena tidak mau ada hal hal yang tidak baik terjadi, tetapi saat penelitian dengan bermacam macam cara dan alat tidak ada sesuatu yang ganjil dan aneh terjadi. Apakah pemiliknya takut ketahuan jika DNA dari daging dan tulang penyangga berbeda? Atau mungkin penyangganya terbuat dari bahan selain tulang, kayu mungkin. Dan juga apakah takut ketahuan jika daging dan tulang tidak melekat dengan sempurna. Tes rontgen memang tidak dapat menjelaskan ini, tapi dengan pembedahan semuanya dapat terjawab.

5. Poin Kelima : Jenglot berusia ribuan tahun

Dari hasil pengkuran usia diketahui bahwa jenglot berusia ribuan tahun dengan yang tertua 3112 tahun, lalu pada masa itulah yang namanya animisme berkembang, jadi wajar jika manusia pada jaman dahulu membuat benda seperti ini sebagai media ritual

6. Poin Keenam : Bukti Antropologi
Jenglot tak hanya ada di indonesia dan malaysia saja, tetapi di thailand juga ada benda serupa yang disebut gumam thong.secara singkatnya dengan prinsip yang hampir sama, gumam thong dan jenglot adalah sama sama untuk tujuan spiritual.

Cerita yang menyertai jenglot adalah menceritakan jenglot itu dulunya adalah seorang yang sakti dan ketika mati tubuhnya menjadi mumi hingga mengecil hingga ukuran belasan centimeter itu. Memang proses mumifikasi seperti itu ada, tetapi seperti mumi dende di toraja hanya mampu mengerutkannya hingga mencapai ukuran 90cm saja. Karena kerangkanya tak dapat dikerutkan.

7. Poin ketujuh : Proses Mumifikasi
Manusia terdiri dari 80% air dan cairan, saat mati cairan cairan itu akan terus berkurang dan membuat tubuh mengerut, tetapi tidak dengan rangkanya.

Sekarang mungkinkah mengecilkan mayat dapat dilakukan? Hal itu dapat dilakukan tetapi tentu saja dengan proses yang sangat rumit, seluruh tulangnya harus dibuang, dengan cara ini paling tidak ukuran dewasa dapat dikecilkan hingga ukuran 26inch / 78 cm, masih jauh dari ukuran belasan centi.

8. Poin Kedelapan : Tidak ada bentuk transisi
Di Mesir selain manusia juga ada mumi hewan, di peru juga ditemukan kepala yang dikecilkan. Ada transisi tingkat kesulitan, jika jenglot adalah mumi bayi, anak kecil maupun orang kerdil yang dimumikan, maka mana transisinya, usaha untuk membuat benda kecil dengan detail pemumian bukanlah hal yang bisa langsung jadi, harusnya orang memulai dulu dengan objek manusia yang lebih besar. Tetapi hingga saat ini bukti seperti ini tidak ditemukan.

Bagaimana dengan praktek membuat mumi di daerah lain seperti di toraja dan papua? Mumi disana dibuat dengan cara yang sederhana, ukuranya juga tidak jauh dengan ukuran aslinya, ia hanya menyusut karena dehidrasi. Praktek kimia yang dilakukan pada mumi juga hanya berttjuan untuk mengawetkannya, bukan menyusutkannya.

Nah Sobat setelah dipaparkan di atas, giliran Anda untuk membuat analisis sendiri. Apakah dilanjutkan untuk percaya terhadap semua hal yang berkaitan dengan kemistisannya, atau lebih mengkaji secara logika semua yang terjadi disekitar anda. 

Sumber : misterisemesta.blogspot.com
http://maskolis.blogspot.com/2011/09/mengungkap-misteri-jenglot.html
http://ambrasour.blogspot.com/2012/01/misteri-jenglot.html
0 Komentar untuk "Mengungkap Sejarah Misteri Jenglot"

Jangan lupa tinggalkan comment yaa :)

Back To Top