Sejarah Asal Usul Sinterklas Alias Santa Claus- Siapa yang tidak kenal dengan sosok Sinterklas alias Santa Claus ini. Sosok pria berjanggut putih panjang ini selalu datang membawa berbagai macam hadiah untuk anak-anak dari seluruh dunia pada saat Perayaan Natal tiba. Menarik untuk sama-sama kita simak bagaimana Sejarah Asal Usul Sinterklas Alias Santa Claus ini. Untuk itu mari simak informasi lengkapnya berikut ini.
Kata “Sinterklas” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “Sinterklaas” dalam bahasa Belanda. Kata “Sinterklaas” dalam bahasa Belanda itu adalah pem-Beland-an nama Santo Nikolas. Jadi, sinterklaas versi sejarah atau versi nyata adalah Santo Nikolas itu sendiri.
St Nicholas (270 M – 343 M) adalah seorang pemimpin umat Kristus mahzab Timur, yaitu mazhab Orthodox Yunani. Dia adalah pemimpin umat di kota Myra, Turki. Dia sosok yang suka memberi. Cara memberinya juga sesuai dengan ajaran Injil, yaitu tidak pamer, dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak diketahui orang lain.
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. (Matius 6:3)
Sinterklas versi nyata wafat pada tanggal 6 Desember 343 Masehi, dimakamkan di Myra, Turki. Begitu terkenalnya tokoh ini sampai-sampai makamnya dibongkar dan sisa-sisa tubuhnya (relik tubuh) yang belum hancur menjadi tanah dicuri dan dibawa kabur oleh para nelayan Italia. Saat ini relik hasil curian berada di Bari, Italia.
Tokoh besar ini diperingati oleh umat Kristus dengan cara melaksanakan Matius 6:3, yaitu: memberi secara sembunyi-sembunyi.
Dan ternyata setelah ditelusuri, Sejarah Sinterklas alias Santa Claus ini cukup variatif di beberapa Negara. Sinterklas atau Santa Claus tidak hanya terpaku pada tokoh lelaki tua berjanggut panjang yang mengenakan busana merah, namun juga berkembang menjadi lelaki kerdil, wanita penyihir, hingga kambing yang gemar membagikan hadiah.
Di Negara Jerman, Sinterklas bermula dari kisah mengenai Dewa Odin, atau yang juga biasa dipanggil dengan Woden. Pada setiap perayaan Yule, Dewa Odin melakukan pesta perburuan yang di bimbing oleh -dewa-dewa dan prajurit yang sudah mati. Dari legenda ini pula lah muncul istilah "Wodenesday" atau hari Woden. Istilah tersebut kini digunakan sebagai nama hari: Wednesday. Dewa Odin digambarkan sebagai seorang lelaki berjanggut putih yang mengenakan jubah putih berayun-ayun serta topi besar. Dewa yang mengendarai kuda putih bernama Sleiper ini dipercayai sebagai orang yang bijaksana dan membawa sebuah buku di tangannya.
Di Negara Denmark, dikenal ada tokoh bernama Tomte atau Nisse yang digambarkan sebagai makhluk kerdil yang baik hati namun memiliki sifat pemarah. Makhluk yang digambarkan menggunakan pakaian abu-abu dan topi merah ini selalu memberikan hadiah kepada anak-anak yang berkelakuan baik dan menghukum mereka yang berkelakuan tidak terpuji. Kisah ini akhirnya juga menyebar ke Norwegia dan Swedia. Di Negara Skandinavia lain dikenal adanya Yule Goat yang selalu membawakan hadiah bagi anak-anak pada malam natal. Namun di beberapa Negara lainnya, semisal Norwegia, Swedia, dan Finlandia, peran Yule Goat sudah digantikan oleh Tomte.
Di Negara Belanda, Sinterklas lebih sering disebut dengan De Goede Sint yang dalam membagikan kado untuk anak-anak dibantu oleh seorang budak yang bernama Zwarte Piet atau Piet Hitam. Beberapa kisah menggambarkan jika Piet Hitam akan memukul anak yang nakal dengan tongkat dan memasukkan mereka ke dalam karung untuk dibawa ke Sapanyol.
Di gambarkan Sinterklas atau Santa Claus ini mengenakan baju yang mirip dengan para uskup. Ia mengenakan mitra merah dengan salib emas serta membawa tongkat uskup. Menurut legenda, Piet membantu Sinterklas dalam hal navigasi guna mengemudikan kereta dari Spanyol menuju Belanda. Piet juga yang memanjat atap untuk memasukkan hadiah ke dalam cerobong asap. Namun kenyataanya Piet Hitam sering kali melakukan kecerobohan karena sering menunjukkan arah yang salah. Dalam tradisi Belanda, Sinterklas datang dari Spanyol dengan mengendarakan kuda. Hanya saja, di Belanda Sinterklas datang setiap tanggal 5 Desember alih-alih 25 Desember seperti negara lainnya.
Di negara Inggris dan Amerika, di kedua Father Christmas dikenal sebagai pemberi hadiah bagi anak-anak di hari natal. Di versi awal karakter ini, Father Christmas digambarkan sebagai bapak-bapak berjubah hijau yang menyebarkan kabar gembiraa, semangat, dan kegembiraan natal. Namun seiring berjalannya waktu, Father Christmas dilebur menjadi Santa Claus dan Sinterklas yang berperan sebagai pembawa hadiah bagi anak-anak di kala natal.
Jika di berbagai Negara tokoh yang membagikan hadiah digambarkan oleh lelaki tua berjanggut putih maka tidak demikian dengan di Negara Italia. Di negeri Pizza ini, tokoh yang membagikan hadiah disebut dengan tukang sihir Befana. Befana digambarkan sebagai perempuan baik hati yang memberikan makanan dan tempat berlindung bagi tiga orang bijak yang sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi bayi Yesus. Befana digambarkan menggunakan busana penyihir yang menunggangi sapu terbang dan biasanya mengenakan selendang hitam serta membawa tas berisi hadiah. Bagi anak-anak yang di anggapnya nakal, alih-alih meninggalkan hadiah, Befana akan "menghadiahi" batu bara bagi mereka.
Tak hanya ragam Sinterklas yang menarik perhatian. Ternyata, bagaimana cara anak-anak menyambut datangnya Sinterklas pun cukup unik dan menarik. Untuk menyambut hadirnya Sinterklas, anak-anak di Jerman ternyata menyiapkan surat dalam kemasan yang dianggap paling menarik perhatian dan dipasang di Jendela pada malam natal. Di pagi hari, surat yang mereka letakkan sudah menghilang dan digantikan oleh hadiah yang terdapat di pohon natal. Amerika & Kanada, di kedua negara ini anak-anak meletakkan susu dan kue kering untuk menyambut kedatangan Sinterklas di amalam natal. Disebabkan tugas Sinterklas yang begitu berat, menyebabkan hadiah bagi seluruh anak-anak di dunia maka segelas susu dan kue kering pastinya akan menyenangkan hati Sinterklas sehingga anak-anak itu patut untuk mendapatkan kado istimewa darinya. Di Belanda, karena Sinterklas datang menggunakan kuda maka anak-anak menyuguhkan jerami dan air putih untuk memberi makan sang kuda. Sebagai balasan atas kepedulian anak-anak pada kuda sang Sinterklas maka mereka pun menerima beragam panganan manis semisal cokelat, jeruk mandarin, ataupun permen marzipan dari Sinterklas.
Nah, sekianlah informasi mengenai Sejarah Asal Usul Sinterklas Alias Santa Claus, semoga artikel diatas dapat menambah wawasan dan pengetahuan Sobat semua.
0 Komentar untuk "Sejarah Asal Usul Sinterklas Alias Santa Claus"
Jangan lupa tinggalkan comment yaa :)