Sejarah Koran (Surat Kabar)- Koran atau surat kabar adalah suatu media informasi dalam sebuah tulisan yang ringan dan biasanya enak dibaca di pagi hari sambil ditemani segelas kopi hangat...hehe, Pada Koran atau surat kabar berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.
Sejarah Koran (Surat Kabar) |
Koran menggunakan kertas bermutu rendah yang kemudian dapat didaur ulang atau digunakan untuk berbagai macam keperluan. Koran berasal dari bahasa Belanda ‘Krant’ atau yang lebih menyerupai lafalnya adalah dengan bahasa Perancis yaitu ‘Courant’. Tahukah Sobat Bagaimanakah sejarah Koran (Surat Kabar) yang selama ini sudah menjadi santapan kita sehari-hari? Berikut ini Kumpulan Sejarah akan menyajikan informasi selengkapnya
SEJARAH
Dari segi sejarah, Surat kabar di buat pertama kali oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Benjamin Harris pada tahun 1690 di Amerika Serikat. Surat Kabar tersebut di beri nama ‘Public Occurances Both Foreign and Domestick’. Namun surat kabar tersebut di berhentikan dan tidak boleh beredar oleh karena tidak adanya izin terbit. Di saat itu muncul kekhawatiran bahwa mesin-mesin cetak yang digunakan akan menerbitkan berita-berita yang menggeser kekuasaan pihak colonial dan pejabat agama.
Setelah negara Amerika Serikat berdiri barulah bermunculan surat-surat kabar. Namun oleh karena Interfensi politik maka surat kabar bersifat subjektif dan tidak memuat berita secara objektif. Washington dan Jefferson yang merupakan penguasa saat itu menggunakan surat kabar sebagai alat untuk menjatuhkan satu dengan yang lainnya.
Kondisi semacam ini membuat rakyat menginginkan amandemen yang menjamin kebenaran berita dalam surat kabar . Pada awalnya amandemen ini tidak dapat bekerja dengan efektif sampai terbitnya ‘The Herald’ oleh James Gordon Bennet. The Herald membuat isu politik di bagian depan dan sisanya berisi isu bisnis, kehidupan sosial dan sebagainya. Setelah The Herald muculah New York Tribune yang di dominasi oleh pembaca dari kalangan petani.
Pada masa Lincoln muculah New York Times yang menambah ramai pangsa pasar surat kabar tersebut. Setelah perang saudara di Amerika Serikat munculah Pulitzer dengan New York World. Pulitzer adalah penerbit pertama yang menerbitkan surat kabar mingguan. Sepeninggal Pulitzer, New York World mencapai kesuksesaannya yang terbesar dengan terkenalnya ia dengan sebutan ‘wartawannya surat kabar’. New York World saat ini memegang dua buah majalah terkenal dan laris, Good Housekeeping dan Cosmopolitan.
Kondisi persurat kabaran di Indonesia juga mengalami pergolakan yang sama dengan persuratkabaran di Amerika Serikat dan sekitarnya. Dalam sejarahnya surat kabar dan koran di Indonesia juga mengalami pembredelan untuk melindungi kepentingan politik atau penguasa tertentu. Hal ini sangat dirasakan dalam masa orde baru. Menurut sejarah surat kabar dan koran, surat kabar dan koran di Indonesia di cetuskan oleh Pemerintahan Belanda. Pada saat itu muncul banyak surat kabar seperti Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode dan sebagainya.
Pada masa penjajahan Jepang surat-surat kabar tersebut di larang dan digantikan dengan Suara Asia, Sinar Matahari, Suara Asia, Asia Raja dan Tjahaja. Setelah masa kemerdekaan peran-peran surat kabar mulai di gantikan dengan Radio Republik Indonesia. Pada massa kemerdekaan sampai dengan jatuhnya Orde lama, surat kabar berada di dalam kendali penguasa dan pemerintah. Reformasi pada tampuk pimpinan B.J Habibie membuka kebebasan pers bagi Indonesia yang di atur dalam Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang di keluarkan oleh Dewan Pers.
Dari segi sejarah, Surat kabar di buat pertama kali oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Benjamin Harris pada tahun 1690 di Amerika Serikat. Surat Kabar tersebut di beri nama ‘Public Occurances Both Foreign and Domestick’. Namun surat kabar tersebut di berhentikan dan tidak boleh beredar oleh karena tidak adanya izin terbit. Di saat itu muncul kekhawatiran bahwa mesin-mesin cetak yang digunakan akan menerbitkan berita-berita yang menggeser kekuasaan pihak colonial dan pejabat agama.
Setelah negara Amerika Serikat berdiri barulah bermunculan surat-surat kabar. Namun oleh karena Interfensi politik maka surat kabar bersifat subjektif dan tidak memuat berita secara objektif. Washington dan Jefferson yang merupakan penguasa saat itu menggunakan surat kabar sebagai alat untuk menjatuhkan satu dengan yang lainnya.
Kondisi semacam ini membuat rakyat menginginkan amandemen yang menjamin kebenaran berita dalam surat kabar . Pada awalnya amandemen ini tidak dapat bekerja dengan efektif sampai terbitnya ‘The Herald’ oleh James Gordon Bennet. The Herald membuat isu politik di bagian depan dan sisanya berisi isu bisnis, kehidupan sosial dan sebagainya. Setelah The Herald muculah New York Tribune yang di dominasi oleh pembaca dari kalangan petani.
Pada masa Lincoln muculah New York Times yang menambah ramai pangsa pasar surat kabar tersebut. Setelah perang saudara di Amerika Serikat munculah Pulitzer dengan New York World. Pulitzer adalah penerbit pertama yang menerbitkan surat kabar mingguan. Sepeninggal Pulitzer, New York World mencapai kesuksesaannya yang terbesar dengan terkenalnya ia dengan sebutan ‘wartawannya surat kabar’. New York World saat ini memegang dua buah majalah terkenal dan laris, Good Housekeeping dan Cosmopolitan.
Kondisi persurat kabaran di Indonesia juga mengalami pergolakan yang sama dengan persuratkabaran di Amerika Serikat dan sekitarnya. Dalam sejarahnya surat kabar dan koran di Indonesia juga mengalami pembredelan untuk melindungi kepentingan politik atau penguasa tertentu. Hal ini sangat dirasakan dalam masa orde baru. Menurut sejarah surat kabar dan koran, surat kabar dan koran di Indonesia di cetuskan oleh Pemerintahan Belanda. Pada saat itu muncul banyak surat kabar seperti Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode dan sebagainya.
Pada masa penjajahan Jepang surat-surat kabar tersebut di larang dan digantikan dengan Suara Asia, Sinar Matahari, Suara Asia, Asia Raja dan Tjahaja. Setelah masa kemerdekaan peran-peran surat kabar mulai di gantikan dengan Radio Republik Indonesia. Pada massa kemerdekaan sampai dengan jatuhnya Orde lama, surat kabar berada di dalam kendali penguasa dan pemerintah. Reformasi pada tampuk pimpinan B.J Habibie membuka kebebasan pers bagi Indonesia yang di atur dalam Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang di keluarkan oleh Dewan Pers.
0 Komentar untuk "Sejarah Koran (Surat Kabar)"
Jangan lupa tinggalkan comment yaa :)