Sejarah Tragedi Bintaro- Sobat, kecelakaan transportasi memang kerap kali merengggut nyawa. Baik darat, laut maupun udara sama-sama berpotensi mengalami kecelakaan jika tidak dikendaraai dengan hati-hati. Kecelakaan darat yang cukup menyta perhatian dan ceritanya masih terngiang hingga saat ini adalah Tragedi Bintaro. Konon karena dahsyatnya, kecelakaan kereta api ini menyita perhatian dunia. Bagaimana kisahnya? Let’s read now guys....
Kecelakaan dua kereta ini terjadi pada 19 Oktober 1987 dan menewaskan 153 orang dan 300 orang lainnya luka-luka. Dua kereta yang saling bertabrakan tersebut adalah KA255 jurusan Rangkasbitung – Jakarta dan KA 220 cepat jurusan Tanahabang – Merak. Keduanya mengalami adu banteng saat berada di di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Kejadian ini merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Berikut ini rentetan kejadian sejarah terjadinya tragedi bintaro. Kereta api 225 jurusan Rangkasbitung – Jakarta saat itu dipimpin oleh masinis Slamet Suradio, asistennya Soleh, dan seorang kondektur, Syafei berhenti di jalur 3 Stasiun Sudimara. Karena dalam jam sibuk, kereta tersebut berisi sekitar 700 penumpang di dalamnya.
Sementara itu kereta api 220 Patas jurusan Tanah Abang – Merak dipimpin oleh masinis Amung Sunarya dengan asistennya Mujiono. Muatan penumpang di dalamnya berisi sekitar 500 orang dan berada di jalur 2 Stasiun Kebayoran Lama.
Komunikasi yang buruk menjadi penyebab terjadinya kecelakaan ini. Bagaimana tidak, kedua Kepala Stasiun tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu sebelum memberangkatkan keretanya. Keduanya tetap memberangkatkan kereta tanpa koordinasi terlebih dahulu. Akhirnya stasiun Sudimara yang hanya punya 3 jalur saat itu penuh dengan dua KA.
Menurut jadwal, seharusnya keduanya akan bersilang di stasiun Sudimara ini, dimana kalau tepat waktu, KA 225 seharusnya datang pukul 06.40 dan menunggu KA Cepat Patas 220 yang akan lewat pada pukul 06.49 di Stasiun Sudimara. Tapi kenyataannya, KA 225 ini terlambat 5 menit ketika sampai di Sudimara.
Alhasil semua jalur kereta di stasiun Sudimara akan tertutup rapat dan kereta lain tak bisa lewat. Karena penuh, maka kegiatan persilangan juga menjadi suatu yang mustahil.
Karena tak bisa, otomatis persilangan di Sudimara terpaksa dipindahkan lagi saja ke stasiun Kebayoran dengan menyuruh KA 225 jurusan Rangkas-Jakarta yang baru saja tiba dari Serpong dan kini ada di Sudimara dengan waktu yang terlambat itu, segera diberangkatkan ke stasiun Kebayoran.
Sementara itu, ada kereta kedua KA 220 di stasiun Kebayoran dengan arah tujuan yang berlawanan, yaitu KA Patas yang tak berhenti (KA Cepat) bernomer KA 220 (Jakarta-Merak) yang arahnya berlawanan dengan KA 225 (Rangkas-Jakarta) dan akan diberangkatkan dari Sudimara dan masuk ke stasiun Kebayoran.
Kembali ke stasiun Sudimara yang jalur keretanya penuh, dimana KA 225 sedang berada dan tak mungkin dilakukan persilangan/berpapasan, maka kemudian diberangkatkanlah KA 225 dari stasiun Sudimara ke stasiun Kebayoran agar dapat bersilang/papasan di stasiun Kebayoran.
Disaat yang sama kereta cepat (KA Patas Jakarta-Merak) baru datang dan tak ada prosedur memberhentian tunggu karena KA Cepat tidak berhenti lama, maka tak lama kemudian KA Patas 220 (Jakarta-Merak) juga langsung diberangkatkan dari Kebayoran ke stasiun Sudimara dimana pada saat yang sama KA 225 sedang jalan menuju stasiun Kebayoran dalam satu jalur rel.
Dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, Senin pagi itu bertabrakan di tikungan S ± Km 18.75. Dalam keadaan mendadak, tiba-tiba kereta dari arah berlawanan muncul, para masinisnya panik dan tidak sempat mengerem, dan jika dilakukan pun akan percuma, apa yang bisa dilakukan hanyalah meloncat keluar.
Akhirnya tabrakan tak dapat lagi dihindari, kedua KA “bertabrakan muka” di lokasi ± Km 18.75 . Benturannya sedemikian dashyatnya, hingga gerbong pertama persis di belakang lokomotif di kedua kereta langsung menyelimuti masing-masing lokomotifnya. Efek teleskopik ini menewaskan banyak penumpang, dan mereka yang bernasib malang langsung “tergiling” oleh putaran kipas radiator lokomotif.
Banyak pihak yang menjadi tersangka dalam kecelakan maut ini. Seperti masinis Slamet Suradio yang mendapatkan hukuman 5 tahun penjara dan atas kelalaiannya. Ia juga harus kehilangan pekerjaan yang selama 20 tahun digelutinya. Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225. Dia harus mendekam di penjara selama 2 tahun 6 bulan. Sedangkan Umrihadi (Pemimpin Perjalanan Kereta Api, PPKA, Stasiun Kebayoran Lama) dipenjara selama 10 bulan.
Setelah kejadian tersebut Bintaro menjadi mencengkam. Setiap malam tempat itu dipenuhi oleh tangisan, erangan, serta bau darah dari dalam rongsokan kereta. Tentu saja warga sekitar menganggap arwah penasaran ini terjadi antara maghrib sampai tengah malam. Atau malam-malam tertentu setelah terjadi sebuah kecelakaan.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Bintaro
1 Komentar untuk "Sejarah Tragedi Bintaro"
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com
Keunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
bosku minat daftar langsung aja bosku^^
Jangan lupa tinggalkan comment yaa :)